image

Kusta, atau lepra, adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae

Published : Sisfor | 2025-01-27 14:21:51 8 comments
Penyakit Kusta

1. Pengertian Kusta

Kusta, atau lepra, adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini terutama menyerang kulit, saraf perifer, saluran pernapasan atas, dan mata. Jika tidak ditangani dengan baik, kusta dapat menyebabkan kecacatan permanen.

2. Penyebab dan Cara Penularan

  • Penyebab: Mycobacterium leprae adalah bakteri yang tumbuh sangat lambat dan memiliki masa inkubasi panjang, sekitar 2 hingga 10 tahun sebelum gejala muncul.
  • Cara Penularan:
    • Melalui percikan droplet dari hidung atau mulut penderita yang tidak diobati, terutama dalam kontak erat dan berkepanjangan.
    • Bakteri ini tidak mudah menular, sehingga seseorang hanya akan terinfeksi jika memiliki daya tahan tubuh yang lemah dan kontak dalam waktu lama dengan penderita yang belum diobati.

3. Jenis Kusta

Kusta diklasifikasikan menjadi dua jenis utama berdasarkan respons imun tubuh:

  1. Kusta Pausibasiler (PB) / Kusta Tuberkuloid
    • Hanya beberapa lesi kulit (≤5) dengan mati rasa.
    • Respons imun tubuh masih cukup baik.
    • Bakteri sulit ditemukan dalam pemeriksaan laboratorium.
  2. Kusta Multibasiler (MB) / Kusta Lepromatosa
    • Lesi kulit lebih banyak (>5), sering simetris, dan mati rasa.
    • Saraf lebih banyak terkena, menyebabkan kelemahan otot dan kecacatan.
    • Respons imun tubuh buruk, sehingga bakteri berkembang biak dengan cepat.

4. Gejala Kusta

Gejala kusta bervariasi tergantung tingkat keparahan penyakit, antara lain:

  • Muncul bercak kulit yang lebih terang atau kemerahan, mati rasa, dan tidak gatal.
  • Hilangnya sensasi terhadap panas, dingin, sentuhan, atau nyeri di daerah yang terkena.
  • Penebalan atau pembengkakan saraf yang menyebabkan kesemutan atau kelemahan otot.
  • Luka atau borok yang tidak terasa sakit akibat kerusakan saraf.
  • Kehilangan alis atau bulu mata pada kusta lepromatosa.
  • Deformitas atau kecacatan jika tidak diobati.

5. Diagnosis Kusta

Diagnosis dilakukan melalui:

  • Pemeriksaan klinis (lesi kulit mati rasa, penebalan saraf).
  • Pemeriksaan laboratorium dengan tes smear bakteriologis dari kerokan kulit atau biopsi.

6. Pengobatan Kusta

Kusta dapat disembuhkan dengan terapi kombinasi atau Multi-Drug Therapy (MDT), yang diberikan secara gratis oleh WHO:

  • Pausibasiler (PB): Rifampisin dan Dapson selama 6 bulan.
  • Multibasiler (MB): Rifampisin, Dapson, dan Clofazimine selama 12 bulan atau lebih.

Jika pengobatan dilakukan tepat waktu, komplikasi dan kecacatan dapat dicegah.

7. Pencegahan dan Penanganan

  • Pencegahan:
    • Mengobati penderita sejak dini untuk mencegah penularan.
    • Vaksinasi BCG dapat memberikan perlindungan sebagian terhadap kusta.
    • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
  • Penanganan kecacatan:
    • Rehabilitasi medis dan fisioterapi bagi penderita dengan gangguan saraf.
    • Operasi rekonstruksi untuk mengembalikan fungsi anggota tubuh.

8. Mitos dan Fakta Tentang Kusta

  • Mitos: Kusta sangat menular.
    • Fakta: Kusta sulit menular dan hanya menular dalam kontak erat dan lama dengan penderita yang belum diobati.
  • Mitos: Kusta tidak bisa disembuhkan.
    • Fakta: Kusta bisa disembuhkan dengan pengobatan MDT yang tersedia secara gratis.
  • Mitos: Penderita kusta harus dikucilkan.
    • Fakta: Penderita kusta bisa beraktivitas normal jika menjalani pengobatan dengan benar.

9. Kesimpulan

Kusta adalah penyakit infeksi bakteri yang dapat menyebabkan kecacatan jika tidak diobati. Namun, penyakit ini bisa disembuhkan dengan terapi MDT. Edukasi dan deteksi dini sangat penting untuk mencegah penyebaran serta mengurangi stigma terhadap penderita kusta.

Jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut, segera konsultasikan dengan tenaga medis atau fasilitas kesehatan terdekat.

Komentar